Pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama konsep
"menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak", menjadi
landasan filosofis yang kuat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Konsep
ini menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada murid, di mana setiap
individu memiliki potensi unik yang perlu dikembangkan.
Kaitan dengan Konsep Modern
- Pembelajaran
Berdiferensiasi:
- Menghormati
Individualitas:
Sama seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengakui perbedaan
individu, pembelajaran berdiferensiasi juga mengakui bahwa setiap siswa
memiliki gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda.
- Penyesuaian
Pembelajaran:
Konsep ini mendorong guru untuk menyesuaikan pembelajaran agar sesuai
dengan kebutuhan individu siswa, sehingga setiap siswa dapat mencapai
potensi maksimalnya.
- Pembelajaran
Sosial Emosional (PSE):
- Pengembangan
Karakter: Ki
Hajar Dewantara sangat menekankan pentingnya pendidikan karakter. PSE
juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa,
yang merupakan fondasi bagi pembentukan karakter.
- Keseimbangan
Kognitif dan Afektif: PSE melengkapi pembelajaran kognitif dengan pengembangan aspek
sosial dan emosional, sejalan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara tentang
pendidikan yang holistik.
- Supervisi
Akademik Berbasis Coaching:
- Pengembangan
Profesional Guru: Supervisi berbasis coaching mendorong guru untuk terus belajar
dan berkembang, sejalan dengan semangat "ing ngarso sung
tulada" (di depan menjadi contoh) yang diajarkan oleh Ki Hajar
Dewantara.
- Fokus
pada Proses:
Supervisi berbasis coaching lebih berfokus pada proses pembelajaran
daripada hasil akhir, sejalan dengan konsep "ing madya mangun
karso" (di tengah membangun semangat) yang mendorong guru untuk
memfasilitasi tumbuh kembang siswa.
Konsep |
Kaitan dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara |
Pembelajaran Berdiferensiasi |
Menghargai perbedaan individu, sesuai dengan
konsep "menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak". |
Pembelajaran Sosial Emosional |
Menekankan pengembangan karakter dan
keseimbangan kognitif dan afektif, sejalan dengan tujuan pendidikan yang
holistik. |
Supervisi Akademik Berbasis Coaching |
Mendukung guru untuk terus belajar dan
mengembangkan diri, serta memfasilitasi tumbuh kembang siswa. |
Implikasi dalam Praktik
Pemahaman akan hubungan antara pemikiran Ki
Hajar Dewantara dengan konsep-konsep pendidikan modern dapat membantu guru
untuk:
- Membangun
lingkungan belajar yang inklusif dan berpusat pada siswa.
- Menerapkan
pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa.
- Mengembangkan
keterampilan sosial dan emosional siswa.
- Meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui supervisi yang berfokus pada pengembangan
profesional guru.
Kesimpulan
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tetap relevan
hingga saat ini dan menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan yang lebih
baik. Dengan mengintegrasikan pemikiran beliau dengan konsep-konsep pendidikan
modern, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh
kembang siswa yang seimbang antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.